Kewirausahaan (Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.[rujukan?] Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.[rujukan?] Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.[rujukan?]
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).[rujukan?] Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.[rujukan?] Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.[rujukan?] Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya[rujukan?] dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.[rujukan?]Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Minggu, 13 Mei 2012
2.1 Pengertian Model Pembelajaran
Langsung (Model Direct Intruction)
Model pembelajaran langsung merupakan suatu pendekatan
mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan
memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan
mengajar ini sering disebut Model Pengajaran Langsung (Kardi dan Nur, 2000a
:2). Arends (2001:264) juga mengatakan hal yang sama yaitu :”A teaching model
that is aimed at helping student learn basic skills and knowledge that can be
taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the model is labeled
the direct instruction model”.
Model pembelajaran adalah model pembelajaran yang menekankan
pada penguasaan konsep dan atau perubahan perilaku dengan mengutamakan
pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan
ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan
tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4) lingkungan belajar
yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru. Guru berperan sebagai
penyampai informasi, dan dalam hal ini guru menggunakan berbagai media yang
sesuai, misalnya film, tape recorder,
gambar, peragaan, dan sebaganya. Informasi yang disampaikan dapat berupa
pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu
atau pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa
fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Kritik terhadap penggunaan model ini
antara lain bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk
semua tujuan pembelajaran dan semua siswa. Model pengajaran langsung ini
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik,
yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah.
Apabila guru menggunakan model pengajaran langsung ini, guru
mempunyai tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan
tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi atau materi atau
keterampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan atau mendemonstrasikan yang
dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih
menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan
umpan balik.
2.2 Tujuan Pembelajaran Langsung
Tujuan
utama pembelajaran langsung (direktif) adalah untuk memaksimalkan penggunaan
waktu belajar siswa. Beberapa temuan dari teori perilaku di antaranya adalah
pencapaian siswa yang dihubungkan dengan waktu yang digunakan oleh siswa dalam
belajar atau tugas dan kecepatan siswa untuk berhasil dalam menegerjakan tugas
sangat positif. Dengan demikian, model pembelajaran langsung dirancang untuk
menciptakan lingkungan belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian
akademik. Dengan demikian pembelajaran langsung dapat didefinisikan sebagai
model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan
secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan
distrukturkan oleh guru. Model ini sangat cocok jika guru menginginkan siswa
menguasai informasi atau keterampilan tertentu.
2.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran
Langsung
Tiga fase dari kesepakatan model dengan
praktek dalam berbagai kondisi bantuan.Tiga tingkat fungsi praktek dengan cara
berikut.
Prinsip pertama ketika siswa pertama kali diperkenalkan
ke keterampilan baru atau konsep, guru mengarahkan kelompok melalui setiap
langkah dalam mengerjakan masalah.Idenya adalah untuk memastikan bahwa
beberapa kesalahan yang dihasilkan dalam tahap pembelajaran awal, ketika memori
yang paling rentan untuk mengingat praktek yang salah dan ketika kesalahan
memperkuat informasi yang salah. Selama ini guru memberikan umpan balik
korektif atas kesalahan yang dihasilkan juga sebagai penguat untuk praktek yang
benar.Ketika siswa dapat berlatih dengan
akurasi, mereka siap untuk independen praktek-yaitu, untuk latihan di bawah
kondisi ketika bantuan ini tidak tersedia.Pekerjaan rumah adalah contoh dari
praktek independen.Langkah terakhir dalam perkembangan
praktek adalah tingkat penguasaan; siswa melakukan keterampilan secara
independen dengan kesalahan minimal.
Prinsip kedua berkaitan dengan panjang
setiap sesi latihan.Penelitian menunjukkan bahwa, secara
keseluruhan, semakin banyak seseorang melakukan suatu keahlian, semakin lama
dia melupakannya.Prinsip umum membimbing panjang waktu
yang disarankan untuk praktek adalah: pendek, intens, sangat termotivasi
Periode Praktek menghasilkan belajar yang lebih dari periode praktek lebih
sedikit tetapi lebih lama. Misalnya, dengan siswa yang lebih muda, pendek, 5
sampai 10 menit sesi latihan diselingi selama beberapa hari atau serangkaian
hari akan lebih efektif daripada yang lama, 30 sampai 40 menit sesi. Siswa yang
lebih tua mampu menangani sesi latihan lebih lama, tetapi, bagi mereka juga,
sesi pendek banyak dengan umpan balik yang jelas tentang prigress melunasi.
Prinsip
ketiga adalah kebutuhan untuk memantau praktek tahap awal karena kinerja yang
tidak benar pada tahap ini akan mengganggu belajar. Siswa membutuhkan umpan
balik korektif untuk mencegah prosedur yang salah dari menjadi tertanam dalam
ingatan mereka. Umpan balik perbaikan segera (yaitu, informasi tentang
bagaimana melakukan dengan benar) akan membalikkan kesalahpahaman awal proses
instruksional.
2.4 Karakteristik Model Pembelajaran
Langsung
Salah satu karakteristik dari suatu
model pembelajaran adalah adanya sintaks atau tahapan pembelajaran. Di samping
harus memperhatikan sintaks, guru yang menggunakan model pembelajaran langsung
juga harus memperhatikan variabel-variabel lingkungan lainnya, yaitu fokus
akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa,
waktu dan dampak netral dari pembelajaran. Fokus akademik diartikan sebagai
prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa, selama
pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan. Pengarahan dan kontrol guru
terjadi ketika guru memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan pembelajaran,
dan meminimalisasikan kegiatan non akademik diantara siswa. Kegiatan
pembelajaran diarahkan pencapaian tujuan sehingga guru memiliki harapan yang
tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa. Dengan demikian
pembelajaran langsung sangat mengoptimalkan penggunaan waktu. Sintaks model
pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996:349) adalah sebagai berikut:
1.Orientasi
Sebelum
menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru
memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan
disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: a) kegiatan pendahuluan
untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa, b) mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran, c)
memberikan penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan, d)
menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan
dilakukan selama pembelajaran, dan e) menginformasikan kerangka pelajaran.
2.Presentasi
Pada
fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep
maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: aktif, efektif dan
meyenangkan: a) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi
dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek, b) pemberian contoh-contoh
konsep, c) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau
penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas, d) menghindari disgresi, e)
menjelaskan hal-hal ulang yang sulit.
3.Latihan Terstruktur
Pada
fase ini guru memandu siswa untuk melakuakan latihan-latihan. Peran guru yang penting
dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan
memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon
siswa yang salah.
4.Latihan Terbimbing
Pada
fase ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih konsep atau
keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk
mengakses kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru
adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.
5.Latihan Mandiri
Pada fase
ini siswa melakukan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika
telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugaas 85-90% dalam fase bimbingan
latihan.
2.5 Sistem Sosial dan Aplikasi
Sistem Sosial
Sistem
sosial sangat terstruktur Prinsipreaksi.
Prinsip-prinsipreaksidiaturoleh kebutuhan untukmemberikan
pengetahuanhasil, membantu siswakecepatansendiri,dan menawarkanpenguatan. Sistem pendukungtermasuk tugas-tugasbelajardiurutkan,kadang-kadangrumitsebagai setdikembangkan oleh timinstruksiindividualdiresepkan.
Aplikasi
Aplikasi
yang palingumum adalahdalam studiinformasi dasar danketerampilan dalambidang kurikuluminti.Sejumlah programskalabesar yang dibangunsekitarintruksilangsungtelahdiarahkan padaekonomimiskin, anak-anak mencapairendah.Dalamevaluasiproyektindak lanjut,sebuahfederal programbahwa
kepaladiperpanjangmulaiketingkat sekolah dasar, universitas modelinstruksi langsungoregonyangdiproduksilebih banyak perbedaanyang signifikan
pada keduatindakankognitifdan afektifdarisalah
satu dari delapanprogramutama
lainnya(Becker, 1977). Keseluruhansiswa dalamprogram iniberubah darijauh di bawah25percintilenasionaldalam membaca,matematika,dan ejaansebelum memulaiprogram, untukberada dipersentilke-50atau di
atasdi kelas tiga. Program ini
menekankan"kecilkelompok,wajahwajahinstruksioleh gurumenggunakanhati-hatidiurutkan,pelajaransehari-haridalam membaca,aritmatika danbahasa"(Becker, Engelmann, carnine,
dan imitasi, 1981). "Sebuah
konsep diri yang positifdipandang
sebagaidengan mengajarafproduk yang baikdan bukansebagai tujuanyang akan dicapaisecara abstrak" (Becker, 1977)
2.6Kelebihan dan Keterbatasan
Model Pembelajaran Langsung
Kelebihan Model Pembelajaran Langsung:
Dengan model pembelajaran
langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima
oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus
dicapai oleh siswa.
Dapat diterapkan secara efektif
dalam kelas yang besar maupun kecil.
Dapat digunakan untuk
menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin
dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
Dapat menjadi cara yang efektif
untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat
terstruktur.
Merupakan cara yang paling
efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang
eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
Dapat menjadi cara untuk
menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang
dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata
pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang
ketertarikan dan dan antusiasme siswa.
Ceramah merupakan cara yang
bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka
membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan
menafsirkan informasi. Secara umum, ceramah adalah cara yang paling
memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas
stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak
memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi
dan dipermalukan.
Model pembelajaran langsung
dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi
tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat
didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan
dihasilkan.
Pengajaran yang eksplisit
membekali siswa dengan ”cara-cara disipliner dalam memandang dunia (dan)
dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang menyadarkan
siswa akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran
sehari-hari.
Model pembelajaran langsung
(terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan untuk
mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang
seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
Demonstrasi memungkinkan siswa
untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan
teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa
tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas
tersebut.
Siswa yang tidak dapat
mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model
pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
Model pembelajaran langsung
bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung:
Model pembelajaran langsung
bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui
kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa
memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus
mengajarkannya kepada siswa.
Dalam model pembelajaran
langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan
awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan
siswa.
Karena siswa hanya memiliki
sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
Karena guru memainkan peran
pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung
pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya
diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan
perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
Terdapat beberapa bukti
penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam
kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran
langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah,
kemandirian, dan keingintahuan siswa.
Model pembelajaran langsung
sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk
cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran
langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku
komunikasi positif.
Jika materi yang disampaikan
bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran langsung
mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses
dan memahami informasi yang disampaikan.
Model pembelajaran langsung
memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana materi disusun dan
disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa.
Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
Jika model pembelajaran
langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian
setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang
disampaikan.
Jika terlalu sering digunakan,
model pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru akan
memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan
menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
Karena model pembelajaran
langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk
mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat
siswa tidak paham atau salah paham.
Demonstrasi sangat bergantung
pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah
pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh
guru.
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
“ Belajar dan Pembelajaran” dengan judul “ Teori Belajar PAKEM ( Pembelajaran Aktif,
Kreatif dan Menyenangkan)”.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Sjarkawi, M.
Pd atas bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dan semua pihak yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses pembuatan makalah ini.Dalam pembuatan makalah ini, penulis sadar
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun tata bahasanya.
Oleh
karena itu penulis membuka diri untuk masukan yang membangun, baik itu berupa
kritik dan saran. Akhirnya penulis hanya bisa
berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jambi, Desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang..................................................................................................................... 1
Inti
proses belajar adalah perubahan pada diri individu dalam aspek pengetahuan,
sikap, keterampilan, dan kebiasaan sebagai produk dan interaksinya dengan
lingkungan. Belajar adalah proses membangun pengetahuan melalui transformasi
pengalaman. Dengan kata lain suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil bila
dalam diri individu terbentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, atau kebiasaan
baru yang secara kualitatif lebih baik dari sebelumnya. Proses belajar dapat
terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungan belajar
secara mandiri atau sengaja dirancang. Orang yang belajar mandiri secara
individual dikenal sebagai otodidak,
sedangkan orang yang belajar karena dirancang dikenala sebagai pembelajaran
formal. Proses belajar sebagian besar terjadi karena memang sengaja dirancang.
Proses tersebut pada dasarnya merupakan system atau prosedur penataan situasi
dan lingkungan belajar agar memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem dan
prosedur inilah yang dikenal sebagai proses pembelajaran
aktif.
Proses
belajar yang baik adalah proses belajar yang memungkinkan para pembelajar
aktiif melibatkan diri dalam keseluruhan proses baik secara mental maupun
secara fisik. Model proses ini dikenal sebagai pembelajaran aktif atau
pembelajaran interaktif dengan karakteristiknya sebagai berikut: (1) Adanya
variasi kegiatan klasikal, kelompok dan perorangan. (2) Dosen berperan sebagai
fasilitator belajar, narasumber dan manajer kelompok kelas
demokratis. (3) Keterlibatan mental pikiran dan perasaan siswa tinggi. (4) Penerapkan
pola komunikasi yang banyak. (5) Suasana kelas yang fleksibel, demokratis,
menantang dan tetap terkendali oleh tujuan. (6) Potensial dapat menghasilan
dampak intruksional dan dampak penggiring lebih efektif. (7) Dapat digunakan di
dalam atau di luar kelas.
Dalam Proses
Belajar aktif ada yang namanya model pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), maka dari situlah kami mengangkat topik
pembahasan tentang PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang
menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1)Apa pengertian tentang PAKEM?
2)Bagaimana pilar-pilar PAKEM tersebut?
3)Apa yang harus diperhatikan melaksanakan
PAKEM ?
4)Bagaimana metodepenerapan belajar aktif yang benarbagi siswa dan guru ?
5)Bagaimana strategi pembelajaran aktif
itu ?
6)Bagaimana penerapan belajar aktif dalam
pembelajaran berbasis proyek ?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun yang
menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1)Menjelaskan pengertian dari PAKEM
2)Mengetahui pilar-pilar PAKEM tersebut
3)Menjelaskan pelaksanaan PAKEM itu
sendiri
4)Menjelaskan metode penerapan belajar
aktif yang benar bagi siswa dan guru
5)Mengetahui strategi pembelajaran aktif
6)Menjelaskan bagaimana penerapan belajar
aktif dalam pembelajaran berbasis proyek
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,
dan Menyenangkan)
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,
dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan
dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini dipikirannya
tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat
waktu tugas, kemungkinana kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa
bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan
cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya
kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya sebagian orang ada yan
berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan
penglihatan, auditori atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus
disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan
yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa
percaya diri siswa.
Kreatif damaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi bebagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah
suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time
on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti
meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika
proses pembelajaran tidajk efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran
memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran
hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut
tidak ubahnya seperti bermain biasa.
Pelaksanaan PAKEM
bertujuan untuk menciptakan suasana lingkungan belajar yang mengkondisikan
siswa untuk menguasai keterampilan-keterampilan, pengetahuan dan sikap yang
baik, untuk mempersiapkan diri siswa dalam kehidupannya kelak, baik dalam
kehidupan bermasyarakat maupun dalam melanjutkan studi ke jenjang yang lebih
tinggi.
2.2 Pilar-pilar PAKEM
Dalam
PAKEM terdapat empat pilar utama, yaitu : (a) Aktif, ( b) Kreatif, ( c) Efektif,
dan d) Menyenangkan. Sedangkan huruf “P” merupakan pembelajaran yang
didefenisikan sebagai pengorganisasian atau penciptaan atau pengatur suatu
kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar
pada peserta didik. Dengan demikian pada waktu peserta didik belajar,
pilar-pilar PAKEM berikut harus dirancang:
1)
Pembelajaran aktif, yaitu pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik,
daripada berpusat pada guru.untuk mengaktifkan
peserta didik, kata kunci yang dipegang guru adalah adanya kegiatan yang
dirancang untuk dilakukan siswa baik kegiatan berfikir dan berbuat. Fungsi dan
peran guru lebih banyak sebagai fasilitator.
2) Pembelajaran
kreatif, yaitu pembelajaran yang mentimulasi siswa untuk mengembangkan
gagasannya dengan memanfaat sumber belajar yang ada.
Strategi
mengajar untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah:
1.Memberi
kebebasan pada siswa untuk mengembangkan gagasan dan pengetahuan baru
2.Bersikap
respek dan menghargai ide-ide siswa
3.Penghargaan
pada inisiatif dan kesadaran siswa
4.Penekanan
proses bukan penilaian hasil akhir karaya siswa
5.Memberikan
waktu yang cukup untuk siswa berpikir dan menghasilkan karya
6.Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk menggugah kreativitas seperti : “ mengapa”.
“bagaimana”, “apa yang terjadi jika ……” dan bukan pertanyaan “apa” , “kapan”.
Berikut
ini hal-hal lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi guru kreatif :
1.Mampu
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga mampu memenuhi berbagai
tingkat kemampuan siswa.
2.Mampu
menciptakan Kegiatan belajar yang dibuat memperhatikan/ menyesuaikan dengan
level perkembangan kognisi, mental dan emosi dari siswa.
Strategi mengajar yang dapat
mengembangkan kreativitas siswa akan menghasilkan siswa-siswa yang kreatif
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1.Mampu
memotivasi diri
2.Berpikir
kritis
3.Daya
imaginasi tinggi (imaginative)
4.Berpikir
orisil/ bukan kutipan dari Guru
5.Memiliki
tujuan untuk ingin berprestasi
6.Menyampaikan
pemikiran dengan bahasa sendiri
3)
Pembelajaran efektif, secara harfiah efektif memiliki makna manjur, mujarab,
berdampak, membawa pengaruh, memiliki akibat dan membawa hasil. Pembelajaran
yang efektif adalah pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dikuasai
siswa setelah proses pembelajaran berlangsung (seperti dicantumkan dalam tujuan
pembelajaran).
4)
Pembelajaran yang menyenangkan . Menurut hasil penelitian, konsentrasi yang
tinggiterbukti meningkatkan hasil belajar.
Dalam penelitian mengenai otakdan
pembelajaran mengungkapkan fakta yang mengejutkan, yaitu apabila sesuatu
dipelajari secara sungguh-sungguh (dimana perhatian yang tinggi dari seorang
tercurah ) maka, struktur internal system syaraf
kimiawiseseorang berubah. Didalam diri seseorang tercipta hal-hal
baru seperti jaringan syaraf baru, jalur elektris baru, asosiasi baru, dan
koneksi baru.
Dave
Meier (2002:36) memberikan pengertian menyenangkan atau fun sebagai suasana belajar dalam keadaaan gembira. Suasana gembira
disini bukan berarti suasana rebut, hura-hura, kesenangan yang sembrono dan
kemeriahan yang dangkal.
2.3Apa yang Harus Diperhatikan dalam
Melaksanakan PAKEM
1.
Memahami Sifat yang Dimiliki Anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan
berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak
Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki
kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya
sikap/berpikir kritis dan kreatif.Kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur
bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran
dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang
menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya,
merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2.
Mengenal Anak Secara Perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi
dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus
tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan
yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang
memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah
(tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat
kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3.
Memanfaatkan Perilaku Anak dalam Pengorganisasian Belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami
bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan
dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu,
anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan
baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk
berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga
menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan Kemampuan Berpikir
Kritis, Kreatif, dan Kemampuan Memecahkan Masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini
memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis
masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis
berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan
imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara
lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang
terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …”
lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”,
yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5.
Mengembangkan Ruang Kelas Sebagai Lingkungan Belajar yang Menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat
disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk
memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan
diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi
bagi siswa lain.Yang dipajangkan dapat berupa hasil
kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar,
peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas
yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat
membantu guru dalam pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas
suatu masalah.
6.
Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber
yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai
media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam
belajar.
Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus
keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat
biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah
keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan
pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat
gambar/diagram.
7.
Memberikan Umpan Balik yang Baik Untuk Meningkatkan Kegiatan Belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi
dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah
satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih
mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara
santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan
siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan
pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya
sekedar angka.
8.
Membedakan Antara Aktif Fisik dan Aktif Mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para
siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur
berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri
yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering
bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan
merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah
tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau
takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan
penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun
dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEM’.
2.4 Cara
Penerapan Metode Belajar Aktif yang Benar Bagi Siswa dan Guru Sama-samaAktifnya.
Metode belajar aktif atau disebut sebagai metode PAKEM (
Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan) saat ini mulai dirasakan
pentingnya dikalangan praktisi pendidik. Dikarenakan metode ini agaknya menjadi
jawaban bagi suasana kelas yang kaku, membosankan, menakutkan, menjadi beban
dan tidak membuat betah dan tidak menumbuhkan perasaan senang belajar bagi anak
didik. Alih-alih membuat membuat anak mau menjadi pembelajar sepanjang hayat
yang terjadi malah kelas dan sekolah menjadi momok yang menakutkan bagi sisiwa.
Cara belajar siswa aktif merupakan tantangan selanjuttnya bagi para pendidik.
Sebab dari KTSP yang diberlakukan sekarang ini adalah pembelajaran aktif. Dalam
pembelajaran aktif baik guru dan siswa sama-sama menjadi mengambil peran yang
penting.
üGuru sebagai pihak yaitu:
vMerencanakan dan mendesain tahap scenario pembelajaran yang aan
dilaksanakan didalam kelas.
vMembuat strategi pembelajaran apa yang inginkan (strategi yang umum
di pakai adalah belajar dengan kerjasama)
vMembayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara guru dan
siswa selama pembelajaran berlangsung.
vMencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi cerdas
dan modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi lemah siswa
menjadi perhatian yang setara dan seimbang.
vMenilai siswa dengan cara yang transparan dan adil yang harus ada
penilaian kinerja serta proses kognitif, efektif, dan skill (baiasa disebut
psikomotorik).
vMelakukan macam-macam penilaian misalanya tes tertulis, performa
(penampilan saat presentasi, debat dll) dan penugasan atau proyek.
vMembuat portopolio pekerjaan siswa.
üSiswa menjadi pihak yang:
vMenggunakan kemampuan bertanya dan berpikir
vMelakukan riset sederhana
vMempelajari ide-ide serta konsep-konsep baru dan menantang
vMemecahkan masalah (problem solving)
vBelajar mengatur waktu dengan baik
vMelakukan kegiatan pembelajaran secara sendiri atau berkelompok
(belajar menerima pendapat orang lain, siswa belajar menjadi team player).
vMengaplikasikan hasil pemblajarn lewat tindakan atau action.
vMelakukan interaksi social(melakukanwawancara, survey,terjun ke
lapangan, mendengarkan guest speaker).
vBanyak kegiatan yang dilakukan dengan kelompok.
2.5 Strategi Pembelajaran
Aktif
Sebagaimana ditegaskan oleh para teoritis belajar seperti
Crow and Crow (1963), Gagne (1965), dan Hilgard and Bower (1966) dalam Knowles
(1990), inti proses belajar adalah perubahan pada diri individu dalam
aspek-aspek pengethuan, sikap, keterampiln, dan kebiasaan sebagai produk dan
interaksinya dengan lingkungannya. Atau bila kita ambil Kolb (1986), mengatakan
bahwa “belajar adalah proses membangu pengetahuan melalui transformasi
pengalaman”. Dengan kata lain suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil
bila dalam diri individu terbentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, atau
kebiasaan baru yang secara kualitatif lebih baik dari sebelumnya. Proses
belajar dapat terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungan
belajar secara mandiri atau sengaja dirancang.
ØPembelajaran
dilandasi strategi yang berprinsip pada:
1.Berpusat pada peserta didik
2.Mengembangkan kreativitas peserta didik
3.Suasana yang menarik, menyenangkan, dan bermakna
4.Prinsip pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif
dan menyenangkan (PAKEM)
5.Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan
makna
6.Belajar melalui berbuat, peserta didik aktif berbuat
7.Menekankan pada penggalian, penemuan, dan penciptaan
8.Pembelajaran dalam situasi nyata dan konteks sebenarnya
9.Menggunakan pembelajaran tuntas sekolah
2.6Penerapan Metode Belajar
Aktif dalam Pmbelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran
berbasis proyek dan pembelajaran aktif,kedua-duanya saling
berkaitan. Pembelajaran aktif merupakan ruh dari pembelajaran berbasis proyek.
Istilah yang sekarang ada dan memiliki esensi yang sama dengan belajar aktif
adalah PAKEM atau pembelajaran aktif, efektif, dan menyenangkan. Istilah ini
ada dalam kerangkan peningkatan mutu pendidikan manajemen berbasis sekolah
(MBS). PAKEM adalah dua pilar dari empat pilar MBS. Dua pilar lainnya adalah
manajemen yang transparan, dan keterlibatan masyarakat pendidikan.
Sedangkan
pembelajaran berbasis proyek adalah proyek perseorangan atau grup dan
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, menghasilkan sebuah produk, yang
hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. Saat pengerjaan kelas
menggunakan berbagai macam bahan-bahan, dengan pendekatan belajar aktif atau
berpusat pada siswa. Menggunakan: kontruktivis, problem solving, inquiry,
riset, integrated studies, pengetahuan dan ketrampilan, evaluasi, refleksi, dll.
Dua metode diatas mempertimbangkan aspek:
a.Gaya belajar siswa
b.Taksonomi pembelajaran
c.Kecerdasan majemuk
Secara garis besar, PAKEM dapat
diterangkan sebagai berikut:
1.Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2.Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara
dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai belajar
untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3.Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.
4.Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5.Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri
dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan
siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAKEM diperlihatkan dengan
berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, tulisan di atas
tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan
keadaan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengembangan visi dan misi di atas maka dapat penulis
simpulkan bahwa pembelajaran PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan) salah satu metode pembelajaran berbasis lingkungan. Metode ini
mampu melibatkan siswa secara langsung dengan berbagai pengenalan terhadap
lingkungan.Dengan demikian selama dalam proses pembelajaran akan
mengajak siswa lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Di sini juga
harus ada yang namanya pilar-pilar PAKEM pembelajar aktif, pembelajaran
kreatif, pembelajaran efektif dan pembelajaran meyenangkan. Dengan pilar-pilar
tersebut guru bisa mengkondisikan belajar itu sendiri, di dalam PAKEM banyak
sekali terdapat metode-metode pembelajaran dengan model langsung dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan
prosedural deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari
selangkah demi langkah.
Dan peran aktif dari siswa sangat
penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan
sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar
guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai
tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.
Serta untuk dapat melaksanakan
pembelajaran PAKEM dengan baik guru diharapkan membuat perencanaan secara
detail baik materi maupun strategi dalam mengajar atau model yang digunakan
dalam pembelajaran.
3.2 Saran
Seperti
kita ketahui PAKEM itu harus bisa ditingkatkan lagi dalam hasil belajar. Di
samping itu pula pendidikan sangat penting, karena merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas,
sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik
sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan
potensi diri menjadi multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan yang
diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal,
Ibrahim. 2003. Manajemen peningkatan metu sekolah dasar: dari sentralisasi
menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Umaedi (1999)
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Directorate Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah, Directorate
Pendidikan Menengah Umum. Indonesia, Jakarta