2.1 Pengertian Model Pembelajaran
Langsung (Model Direct Intruction)
Model pembelajaran langsung merupakan suatu pendekatan
mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan
memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan
mengajar ini sering disebut Model Pengajaran Langsung (Kardi dan Nur, 2000a
:2). Arends (2001:264) juga mengatakan hal yang sama yaitu :”A teaching model
that is aimed at helping student learn basic skills and knowledge that can be
taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the model is labeled
the direct instruction model”.
Model pembelajaran adalah model pembelajaran yang menekankan
pada penguasaan konsep dan atau perubahan perilaku dengan mengutamakan
pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan
ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan
tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4) lingkungan belajar
yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru. Guru berperan sebagai
penyampai informasi, dan dalam hal ini guru menggunakan berbagai media yang
sesuai, misalnya film, tape recorder,
gambar, peragaan, dan sebaganya. Informasi yang disampaikan dapat berupa
pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu
atau pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa
fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Kritik terhadap penggunaan model ini
antara lain bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk
semua tujuan pembelajaran dan semua siswa. Model pengajaran langsung ini
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik,
yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah.
Apabila guru menggunakan model pengajaran langsung ini, guru
mempunyai tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan
tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi atau materi atau
keterampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan atau mendemonstrasikan yang
dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih
menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan
umpan balik.
2.2 Tujuan Pembelajaran Langsung
Tujuan
utama pembelajaran langsung (direktif) adalah untuk memaksimalkan penggunaan
waktu belajar siswa. Beberapa temuan dari teori perilaku di antaranya adalah
pencapaian siswa yang dihubungkan dengan waktu yang digunakan oleh siswa dalam
belajar atau tugas dan kecepatan siswa untuk berhasil dalam menegerjakan tugas
sangat positif. Dengan demikian, model pembelajaran langsung dirancang untuk
menciptakan lingkungan belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian
akademik. Dengan demikian pembelajaran langsung dapat didefinisikan sebagai
model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan
secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan
distrukturkan oleh guru. Model ini sangat cocok jika guru menginginkan siswa
menguasai informasi atau keterampilan tertentu.
2.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran
Langsung
Tiga fase dari kesepakatan model dengan
praktek dalam berbagai kondisi bantuan. Tiga tingkat fungsi praktek dengan cara
berikut.
Prinsip pertama ketika siswa pertama kali diperkenalkan
ke keterampilan baru atau konsep, guru mengarahkan kelompok melalui setiap
langkah dalam mengerjakan masalah. Idenya adalah untuk memastikan bahwa
beberapa kesalahan yang dihasilkan dalam tahap pembelajaran awal, ketika memori
yang paling rentan untuk mengingat praktek yang salah dan ketika kesalahan
memperkuat informasi yang salah. Selama ini guru memberikan umpan balik
korektif atas kesalahan yang dihasilkan juga sebagai penguat untuk praktek yang
benar. Ketika siswa dapat berlatih dengan
akurasi, mereka siap untuk independen praktek-yaitu, untuk latihan di bawah
kondisi ketika bantuan ini tidak tersedia. Pekerjaan rumah adalah contoh dari
praktek independen. Langkah terakhir dalam perkembangan
praktek adalah tingkat penguasaan; siswa melakukan keterampilan secara
independen dengan kesalahan minimal.
Prinsip kedua berkaitan dengan panjang
setiap sesi latihan. Penelitian menunjukkan bahwa, secara
keseluruhan, semakin banyak seseorang melakukan suatu keahlian, semakin lama
dia melupakannya. Prinsip umum membimbing panjang waktu
yang disarankan untuk praktek adalah: pendek, intens, sangat termotivasi
Periode Praktek menghasilkan belajar yang lebih dari periode praktek lebih
sedikit tetapi lebih lama. Misalnya, dengan siswa yang lebih muda, pendek, 5
sampai 10 menit sesi latihan diselingi selama beberapa hari atau serangkaian
hari akan lebih efektif daripada yang lama, 30 sampai 40 menit sesi. Siswa yang
lebih tua mampu menangani sesi latihan lebih lama, tetapi, bagi mereka juga,
sesi pendek banyak dengan umpan balik yang jelas tentang prigress melunasi.
Prinsip
ketiga adalah kebutuhan untuk memantau praktek tahap awal karena kinerja yang
tidak benar pada tahap ini akan mengganggu belajar. Siswa membutuhkan umpan
balik korektif untuk mencegah prosedur yang salah dari menjadi tertanam dalam
ingatan mereka. Umpan balik perbaikan segera (yaitu, informasi tentang
bagaimana melakukan dengan benar) akan membalikkan kesalahpahaman awal proses
instruksional.
2.4 Karakteristik Model Pembelajaran
Langsung
Salah satu karakteristik dari suatu
model pembelajaran adalah adanya sintaks atau tahapan pembelajaran. Di samping
harus memperhatikan sintaks, guru yang menggunakan model pembelajaran langsung
juga harus memperhatikan variabel-variabel lingkungan lainnya, yaitu fokus
akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa,
waktu dan dampak netral dari pembelajaran. Fokus akademik diartikan sebagai
prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa, selama
pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan. Pengarahan dan kontrol guru
terjadi ketika guru memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan pembelajaran,
dan meminimalisasikan kegiatan non akademik diantara siswa. Kegiatan
pembelajaran diarahkan pencapaian tujuan sehingga guru memiliki harapan yang
tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa. Dengan demikian
pembelajaran langsung sangat mengoptimalkan penggunaan waktu. Sintaks model
pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996:349) adalah sebagai berikut:
1.
Orientasi
Sebelum
menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru
memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan
disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: a) kegiatan pendahuluan
untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa, b) mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran, c)
memberikan penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan, d)
menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan
dilakukan selama pembelajaran, dan e) menginformasikan kerangka pelajaran.
2.
Presentasi
Pada
fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep
maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: aktif, efektif dan
meyenangkan: a) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi
dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek, b) pemberian contoh-contoh
konsep, c) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau
penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas, d) menghindari disgresi, e)
menjelaskan hal-hal ulang yang sulit.
3.
Latihan Terstruktur
Pada
fase ini guru memandu siswa untuk melakuakan latihan-latihan. Peran guru yang penting
dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan
memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon
siswa yang salah.
4.
Latihan Terbimbing
Pada
fase ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih konsep atau
keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk
mengakses kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru
adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.
5.
Latihan Mandiri
Pada fase
ini siswa melakukan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika
telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugaas 85-90% dalam fase bimbingan
latihan.
2.5 Sistem Sosial dan Aplikasi
Sistem Sosial
Sistem
sosial sangat terstruktur Prinsip reaksi.
Prinsip-prinsip reaksi diatur
oleh kebutuhan untuk memberikan
pengetahuan hasil, membantu siswa
kecepatan sendiri, dan menawarkan penguatan. Sistem pendukung termasuk tugas-tugas belajar diurutkan, kadang-kadang
rumit sebagai set dikembangkan oleh tim instruksi individual diresepkan.
Aplikasi
Aplikasi
yang paling umum adalah dalam studi informasi dasar dan keterampilan dalam bidang kurikulum inti. Sejumlah program skala
besar yang dibangun sekitar intruksi langsung telah
diarahkan pada ekonomi miskin, anak-anak mencapai rendah. Dalam evaluasi
proyek tindak lanjut, sebuah federal program bahwa
kepala diperpanjang mulai ke tingkat sekolah dasar, universitas model instruksi langsung oregon yang diproduksi
lebih banyak perbedaan yang signifikan
pada kedua tindakan kognitif
dan afektif dari salah
satu dari delapan program utama
lainnya (Becker, 1977). Keseluruhan
siswa dalam program ini berubah dari jauh di bawah 25 percintile nasional
dalam membaca, matematika, dan ejaan sebelum memulai program, untuk berada di persentil ke-50 atau di
atas di kelas tiga. Program ini
menekankan "kecil kelompok,
wajah wajah instruksi
oleh guru menggunakan hati-hati diurutkan, pelajaran
sehari-hari dalam membaca, aritmatika dan bahasa" (Becker, Engelmann, carnine,
dan imitasi, 1981). "Sebuah
konsep diri yang positif dipandang
sebagai dengan mengajar af
produk yang baik dan bukan sebagai tujuan yang akan dicapai secara abstrak" (Becker, 1977)
2.6 Kelebihan dan Keterbatasan
Model Pembelajaran Langsung
Kelebihan Model Pembelajaran Langsung:
- Dengan model pembelajaran
langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima
oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus
dicapai oleh siswa.
- Dapat diterapkan secara efektif
dalam kelas yang besar maupun kecil.
- Dapat digunakan untuk
menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin
dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
- Dapat menjadi cara yang efektif
untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat
terstruktur.
- Merupakan cara yang paling
efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang
eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
- Dapat menjadi cara untuk
menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang
dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
- Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata
pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang
ketertarikan dan dan antusiasme siswa.
- Ceramah merupakan cara yang
bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka
membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan
menafsirkan informasi. Secara umum, ceramah adalah cara yang paling
memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas
stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak
memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi
dan dipermalukan.
- Model pembelajaran langsung
dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi
tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat
didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan
dihasilkan.
- Pengajaran yang eksplisit
membekali siswa dengan ”cara-cara disipliner dalam memandang dunia (dan)
dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang menyadarkan
siswa akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran
sehari-hari.
- Model pembelajaran langsung
(terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan untuk
mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang
seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
- Demonstrasi memungkinkan siswa
untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan
teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa
tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas
tersebut.
- Siswa yang tidak dapat
mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model
pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
- Model pembelajaran langsung
bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung:
- Model pembelajaran langsung
bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui
kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa
memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus
mengajarkannya kepada siswa.
- Dalam model pembelajaran
langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan
awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan
siswa.
- Karena siswa hanya memiliki
sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
- Karena guru memainkan peran
pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung
pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya
diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan
perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
- Terdapat beberapa bukti
penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam
kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran
langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah,
kemandirian, dan keingintahuan siswa.
- Model pembelajaran langsung
sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk
cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran
langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku
komunikasi positif.
- Jika materi yang disampaikan
bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran langsung
mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses
dan memahami informasi yang disampaikan.
- Model pembelajaran langsung
memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana materi disusun dan
disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa.
Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
- Jika model pembelajaran
langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian
setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang
disampaikan.
- Jika terlalu sering digunakan,
model pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru akan
memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan
menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
- Karena model pembelajaran
langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk
mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat
siswa tidak paham atau salah paham.
- Demonstrasi sangat bergantung
pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah
pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh
guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar