MAKALAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR PAKEM
(Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Sjarkawi, M. Pd
Disusun Oleh:
Rika Purnama M.S (A1A110044)
PENDIDIKAN EKONOMI
PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011/2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
“ Belajar dan Pembelajaran” dengan judul “ Teori Belajar PAKEM ( Pembelajaran Aktif,
Kreatif dan Menyenangkan)”.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Sjarkawi, M.
Pd atas bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dan semua pihak yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses pembuatan makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini, penulis sadar
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun tata bahasanya.
Oleh
karena itu penulis membuka diri untuk masukan yang membangun, baik itu berupa
kritik dan saran. Akhirnya penulis hanya bisa
berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jambi, Desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang..................................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah................................................................................................................. 2
1.3
Tujuan Penulisan................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Defenisi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan)....................................... 3
2.2
Pilar-pilar PAKEM................................................................................................................ 4
2.3
Apa yang Harus Dilakukan dalam Pelaksanaan PAKEM........................................................ 5
2.4
Cara Penerapan Metode Belajar Aktif Bagi Siswa dan Guru ................................................. 7
2.5
Strategi Pembelajaran Aktif.................................................................................................... 8
2.6
Penerapan Metode Belajar Aktif dalam Pembelajaran Berbasis Proyek................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan............................................................................................................................10
3.2
Saran.....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Inti
proses belajar adalah perubahan pada diri individu dalam aspek pengetahuan,
sikap, keterampilan, dan kebiasaan sebagai produk dan interaksinya dengan
lingkungan. Belajar adalah proses membangun pengetahuan melalui transformasi
pengalaman. Dengan kata lain suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil bila
dalam diri individu terbentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, atau kebiasaan
baru yang secara kualitatif lebih baik dari sebelumnya. Proses belajar dapat
terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungan belajar
secara mandiri atau sengaja dirancang. Orang yang belajar mandiri secara
individual dikenal sebagai otodidak,
sedangkan orang yang belajar karena dirancang dikenala sebagai pembelajaran
formal. Proses belajar sebagian besar terjadi karena memang sengaja dirancang.
Proses tersebut pada dasarnya merupakan system atau prosedur penataan situasi
dan lingkungan belajar agar memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem dan
prosedur inilah yang dikenal sebagai proses pembelajaran
aktif.
Proses
belajar yang baik adalah proses belajar yang memungkinkan para pembelajar
aktiif melibatkan diri dalam keseluruhan proses baik secara mental maupun
secara fisik. Model proses ini dikenal sebagai pembelajaran aktif atau
pembelajaran interaktif dengan karakteristiknya sebagai berikut: (1) Adanya
variasi kegiatan klasikal, kelompok dan perorangan. (2) Dosen berperan sebagai
fasilitator belajar, narasumber dan manajer kelompok kelas
demokratis. (3) Keterlibatan mental pikiran dan perasaan siswa tinggi. (4) Penerapkan
pola komunikasi yang banyak. (5) Suasana kelas yang fleksibel, demokratis,
menantang dan tetap terkendali oleh tujuan. (6) Potensial dapat menghasilan
dampak intruksional dan dampak penggiring lebih efektif. (7) Dapat digunakan di
dalam atau di luar kelas.
Dalam Proses
Belajar aktif ada yang namanya model pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), maka dari situlah kami mengangkat topik
pembahasan tentang PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang
menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1)
Apa pengertian tentang PAKEM ?
2)
Bagaimana pilar-pilar PAKEM tersebut?
3)
Apa yang harus diperhatikan melaksanakan
PAKEM ?
4)
Bagaimana metode penerapan belajar aktif yang benar bagi siswa dan guru ?
5)
Bagaimana strategi pembelajaran aktif
itu ?
6)
Bagaimana penerapan belajar aktif dalam
pembelajaran berbasis proyek ?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun yang
menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1)
Menjelaskan pengertian dari PAKEM
2)
Mengetahui pilar-pilar PAKEM tersebut
3)
Menjelaskan pelaksanaan PAKEM itu
sendiri
4)
Menjelaskan metode penerapan belajar
aktif yang benar bagi siswa dan guru
5)
Mengetahui strategi pembelajaran aktif
6)
Menjelaskan bagaimana penerapan belajar
aktif dalam pembelajaran berbasis proyek
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,
dan Menyenangkan)
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,
dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan
dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini dipikirannya
tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat
waktu tugas, kemungkinana kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa
bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan
cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya
kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya sebagian orang ada yan
berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan
penglihatan, auditori atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus
disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan
yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa
percaya diri siswa.
Kreatif damaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi bebagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah
suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time
on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti
meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika
proses pembelajaran tidajk efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran
memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran
hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut
tidak ubahnya seperti bermain biasa.
Pelaksanaan PAKEM
bertujuan untuk menciptakan suasana lingkungan belajar yang mengkondisikan
siswa untuk menguasai keterampilan-keterampilan, pengetahuan dan sikap yang
baik, untuk mempersiapkan diri siswa dalam kehidupannya kelak, baik dalam
kehidupan bermasyarakat maupun dalam melanjutkan studi ke jenjang yang lebih
tinggi.
Dalam
PAKEM terdapat empat pilar utama, yaitu : (a) Aktif, ( b) Kreatif, ( c) Efektif,
dan d) Menyenangkan. Sedangkan huruf “P” merupakan pembelajaran yang
didefenisikan sebagai pengorganisasian atau penciptaan atau pengatur suatu
kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar
pada peserta didik. Dengan demikian pada waktu peserta didik belajar,
pilar-pilar PAKEM berikut harus dirancang:
1)
Pembelajaran aktif, yaitu pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik,
daripada berpusat pada guru.untuk mengaktifkan
peserta didik, kata kunci yang dipegang guru adalah adanya kegiatan yang
dirancang untuk dilakukan siswa baik kegiatan berfikir dan berbuat. Fungsi dan
peran guru lebih banyak sebagai fasilitator.
2) Pembelajaran
kreatif, yaitu pembelajaran yang mentimulasi siswa untuk mengembangkan
gagasannya dengan memanfaat sumber belajar yang ada.
Strategi
mengajar untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah:
1. Memberi
kebebasan pada siswa untuk mengembangkan gagasan dan pengetahuan baru
2. Bersikap
respek dan menghargai ide-ide siswa
3. Penghargaan
pada inisiatif dan kesadaran siswa
4. Penekanan
proses bukan penilaian hasil akhir karaya siswa
5. Memberikan
waktu yang cukup untuk siswa berpikir dan menghasilkan karya
6. Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk menggugah kreativitas seperti : “ mengapa”.
“bagaimana”, “apa yang terjadi jika ……” dan bukan pertanyaan “apa” , “kapan”.
Berikut
ini hal-hal lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi guru kreatif :
1. Mampu
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga mampu memenuhi berbagai
tingkat kemampuan siswa.
2. Mampu
menciptakan Kegiatan belajar yang dibuat memperhatikan/ menyesuaikan dengan
level perkembangan kognisi, mental dan emosi dari siswa.
Strategi mengajar yang dapat
mengembangkan kreativitas siswa akan menghasilkan siswa-siswa yang kreatif
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mampu
memotivasi diri
2. Berpikir
kritis
3. Daya
imaginasi tinggi (imaginative)
4. Berpikir
orisil/ bukan kutipan dari Guru
5. Memiliki
tujuan untuk ingin berprestasi
6. Menyampaikan
pemikiran dengan bahasa sendiri
3)
Pembelajaran efektif, secara harfiah efektif memiliki makna manjur, mujarab,
berdampak, membawa pengaruh, memiliki akibat dan membawa hasil. Pembelajaran
yang efektif adalah pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dikuasai
siswa setelah proses pembelajaran berlangsung (seperti dicantumkan dalam tujuan
pembelajaran).
4)
Pembelajaran yang menyenangkan . Menurut hasil penelitian, konsentrasi yang
tinggi terbukti meningkatkan hasil belajar.
Dalam penelitian mengenai otak dan
pembelajaran mengungkapkan fakta yang mengejutkan, yaitu apabila sesuatu
dipelajari secara sungguh-sungguh (dimana perhatian yang tinggi dari seorang
tercurah ) maka, struktur internal system syaraf
kimiawi seseorang berubah. Di dalam diri seseorang tercipta hal-hal
baru seperti jaringan syaraf baru, jalur elektris baru, asosiasi baru, dan
koneksi baru.
Dave
Meier (2002:36) memberikan pengertian menyenangkan atau fun sebagai suasana belajar dalam keadaaan gembira. Suasana gembira
disini bukan berarti suasana rebut, hura-hura, kesenangan yang sembrono dan
kemeriahan yang dangkal.
2.3 Apa yang Harus Diperhatikan dalam
Melaksanakan PAKEM
1.
Memahami Sifat yang Dimiliki Anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan
berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak
Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki
kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya
sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur
bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran
dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang
menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya,
merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2.
Mengenal Anak Secara Perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi
dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus
tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan
yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang
memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah
(tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat
kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3.
Memanfaatkan Perilaku Anak dalam Pengorganisasian Belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami
bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan
dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu,
anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan
baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk
berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga
menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan Kemampuan Berpikir
Kritis, Kreatif, dan Kemampuan Memecahkan Masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini
memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis
masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis
berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan
imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara
lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang
terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …”
lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”,
yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5.
Mengembangkan Ruang Kelas Sebagai Lingkungan Belajar yang Menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat
disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk
memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan
diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi
bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil
kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar,
peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas
yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat
membantu guru dalam pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas
suatu masalah.
6.
Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber
yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai
media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam
belajar.
Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus
keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat
biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah
keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan
pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat
gambar/diagram.
7.
Memberikan Umpan Balik yang Baik Untuk Meningkatkan Kegiatan Belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi
dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah
satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih
mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara
santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan
siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan
pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya
sekedar angka.
8.
Membedakan Antara Aktif Fisik dan Aktif Mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para
siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur
berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri
yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering
bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan
merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah
tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau
takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan
penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun
dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEM’.
2.4 Cara
Penerapan Metode Belajar Aktif yang Benar Bagi Siswa dan Guru Sama-sama Aktifnya.
Metode belajar aktif atau disebut sebagai metode PAKEM (
Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan) saat ini mulai dirasakan
pentingnya dikalangan praktisi pendidik. Dikarenakan metode ini agaknya menjadi
jawaban bagi suasana kelas yang kaku, membosankan, menakutkan, menjadi beban
dan tidak membuat betah dan tidak menumbuhkan perasaan senang belajar bagi anak
didik. Alih-alih membuat membuat anak mau menjadi pembelajar sepanjang hayat
yang terjadi malah kelas dan sekolah menjadi momok yang menakutkan bagi sisiwa.
Cara belajar siswa aktif merupakan tantangan selanjuttnya bagi para pendidik.
Sebab dari KTSP yang diberlakukan sekarang ini adalah pembelajaran aktif. Dalam
pembelajaran aktif baik guru dan siswa sama-sama menjadi mengambil peran yang
penting.
ü Guru sebagai pihak yaitu:
v Merencanakan dan mendesain tahap scenario pembelajaran yang aan
dilaksanakan di dalam kelas.
v Membuat strategi pembelajaran apa yang inginkan (strategi yang umum
di pakai adalah belajar dengan kerjasama)
v Membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara guru dan
siswa selama pembelajaran berlangsung.
v Mencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi cerdas
dan modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi lemah siswa
menjadi perhatian yang setara dan seimbang.
v Menilai siswa dengan cara yang transparan dan adil yang harus ada
penilaian kinerja serta proses kognitif, efektif, dan skill (baiasa disebut
psikomotorik).
v Melakukan macam-macam penilaian misalanya tes tertulis, performa
(penampilan saat presentasi, debat dll) dan penugasan atau proyek.
v Membuat portopolio pekerjaan siswa.
ü Siswa menjadi pihak yang:
v Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir
v Melakukan riset sederhana
v Mempelajari ide-ide serta konsep-konsep baru dan menantang
v Memecahkan masalah (problem solving)
v Belajar mengatur waktu dengan baik
v Melakukan kegiatan pembelajaran secara sendiri atau berkelompok
(belajar menerima pendapat orang lain, siswa belajar menjadi team player).
v Mengaplikasikan hasil pemblajarn lewat tindakan atau action.
v Melakukan interaksi social (melakukan wawancara, survey, terjun ke
lapangan, mendengarkan guest speaker).
v Banyak kegiatan yang dilakukan dengan kelompok.
2.5 Strategi Pembelajaran
Aktif
Sebagaimana ditegaskan oleh para teoritis belajar seperti
Crow and Crow (1963), Gagne (1965), dan Hilgard and Bower (1966) dalam Knowles
(1990), inti proses belajar adalah perubahan pada diri individu dalam
aspek-aspek pengethuan, sikap, keterampiln, dan kebiasaan sebagai produk dan
interaksinya dengan lingkungannya. Atau bila kita ambil Kolb (1986), mengatakan
bahwa “belajar adalah proses membangu pengetahuan melalui transformasi
pengalaman”. Dengan kata lain suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil
bila dalam diri individu terbentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, atau
kebiasaan baru yang secara kualitatif lebih baik dari sebelumnya. Proses
belajar dapat terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungan
belajar secara mandiri atau sengaja dirancang.
Ø
Pembelajaran
dilandasi strategi yang berprinsip pada:
1.
Berpusat pada peserta didik
2.
Mengembangkan kreativitas peserta didik
3.
Suasana yang menarik, menyenangkan, dan bermakna
4.
Prinsip pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif
dan menyenangkan (PAKEM)
5.
Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan
makna
6.
Belajar melalui berbuat, peserta didik aktif berbuat
7.
Menekankan pada penggalian, penemuan, dan penciptaan
8.
Pembelajaran dalam situasi nyata dan konteks sebenarnya
9.
Menggunakan pembelajaran tuntas sekolah
Pembelajaran
berbasis proyek dan pembelajaran aktif, kedua-duanya saling
berkaitan. Pembelajaran aktif merupakan ruh dari pembelajaran berbasis proyek.
Istilah yang sekarang ada dan memiliki esensi yang sama dengan belajar aktif
adalah PAKEM atau pembelajaran aktif, efektif, dan menyenangkan. Istilah ini
ada dalam kerangkan peningkatan mutu pendidikan manajemen berbasis sekolah
(MBS). PAKEM adalah dua pilar dari empat pilar MBS. Dua pilar lainnya adalah
manajemen yang transparan, dan keterlibatan masyarakat pendidikan.
Sedangkan
pembelajaran berbasis proyek adalah proyek perseorangan atau grup dan
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, menghasilkan sebuah produk, yang
hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. Saat pengerjaan kelas
menggunakan berbagai macam bahan-bahan, dengan pendekatan belajar aktif atau
berpusat pada siswa. Menggunakan: kontruktivis, problem solving, inquiry,
riset, integrated studies, pengetahuan dan ketrampilan, evaluasi, refleksi, dll.
Dua metode diatas mempertimbangkan aspek:
a. Gaya belajar siswa
b. Taksonomi pembelajaran
c. Kecerdasan majemuk
Secara garis besar, PAKEM dapat
diterangkan sebagai berikut:
1.
Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2.
Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara
dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai belajar
untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3.
Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.
4.
Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5.
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri
dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan
siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAKEM diperlihatkan dengan
berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, tulisan di atas
tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan
keadaan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengembangan visi dan misi di atas maka dapat penulis
simpulkan bahwa pembelajaran PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan) salah satu metode pembelajaran berbasis lingkungan. Metode ini
mampu melibatkan siswa secara langsung dengan berbagai pengenalan terhadap
lingkungan.
Dengan demikian selama dalam proses pembelajaran akan
mengajak siswa lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Di sini juga
harus ada yang namanya pilar-pilar PAKEM pembelajar aktif, pembelajaran
kreatif, pembelajaran efektif dan pembelajaran meyenangkan. Dengan pilar-pilar
tersebut guru bisa mengkondisikan belajar itu sendiri, di dalam PAKEM banyak
sekali terdapat metode-metode pembelajaran dengan model langsung dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan
prosedural deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari
selangkah demi langkah.
Dan peran aktif dari siswa sangat
penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan
sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar
guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai
tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.
Serta untuk dapat melaksanakan
pembelajaran PAKEM dengan baik guru diharapkan membuat perencanaan secara
detail baik materi maupun strategi dalam mengajar atau model yang digunakan
dalam pembelajaran.
3.2 Saran
Seperti
kita ketahui PAKEM itu harus bisa ditingkatkan lagi dalam hasil belajar. Di
samping itu pula pendidikan sangat penting, karena merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas,
sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik
sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan
potensi diri menjadi multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan yang
diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal,
Ibrahim. 2003. Manajemen peningkatan metu sekolah dasar: dari sentralisasi
menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Umaedi (1999)
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Directorate Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah, Directorate
Pendidikan Menengah Umum. Indonesia, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar