Minggu, 13 Mei 2012




2.1 Pengertian Model Pembelajaran Langsung (Model Direct Intruction)

Model pembelajaran langsung merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan mengajar ini sering disebut Model Pengajaran Langsung (Kardi dan Nur, 2000a :2). Arends (2001:264) juga mengatakan hal yang sama yaitu :”A teaching model that is aimed at helping student learn basic skills and knowledge that can be taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the model is labeled the direct instruction model”.
Model pembelajaran adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep dan atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4) lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder,  gambar,  peragaan, dan sebaganya. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu atau pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Kritik terhadap penggunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan pembelajaran dan semua siswa. Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Apabila guru menggunakan model pengajaran langsung ini, guru mempunyai tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi atau materi atau keterampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan atau mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik.





2.2 Tujuan Pembelajaran Langsung
Tujuan utama pembelajaran langsung (direktif) adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa. Beberapa temuan dari teori perilaku di antaranya adalah pencapaian siswa yang dihubungkan dengan waktu yang digunakan oleh siswa dalam belajar atau tugas dan kecepatan siswa untuk berhasil dalam menegerjakan tugas sangat positif. Dengan demikian, model pembelajaran langsung dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian akademik. Dengan demikian pembelajaran langsung dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru. Model ini sangat cocok jika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau keterampilan tertentu. 
2.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran Langsung
Tiga fase dari kesepakatan model dengan praktek dalam berbagai kondisi bantuan. Tiga tingkat fungsi praktek dengan cara berikut. 
Prinsip pertama ketika siswa pertama kali diperkenalkan ke keterampilan baru atau konsep, guru mengarahkan kelompok melalui setiap langkah dalam mengerjakan masalah. Idenya adalah untuk memastikan bahwa beberapa kesalahan yang dihasilkan dalam tahap pembelajaran awal, ketika memori yang paling rentan untuk mengingat praktek yang salah dan ketika kesalahan memperkuat informasi yang salah.  Selama ini guru memberikan umpan balik korektif atas kesalahan yang dihasilkan juga sebagai penguat untuk praktek yang benar. Ketika siswa dapat berlatih dengan akurasi, mereka siap untuk independen praktek-yaitu, untuk latihan di bawah kondisi ketika bantuan ini tidak tersedia. Pekerjaan rumah adalah contoh dari praktek independen. Langkah terakhir dalam perkembangan praktek adalah tingkat penguasaan; siswa melakukan keterampilan secara independen dengan kesalahan minimal.
Prinsip kedua berkaitan dengan panjang setiap sesi latihan. Penelitian menunjukkan bahwa, secara keseluruhan, semakin banyak seseorang melakukan suatu keahlian, semakin lama dia melupakannya. Prinsip umum membimbing panjang waktu yang disarankan untuk praktek adalah: pendek, intens, sangat termotivasi Periode Praktek menghasilkan belajar yang lebih dari periode praktek lebih sedikit tetapi lebih lama. Misalnya, dengan siswa yang lebih muda, pendek, 5 sampai 10 menit sesi latihan diselingi selama beberapa hari atau serangkaian hari akan lebih efektif daripada yang lama, 30 sampai 40 menit sesi. Siswa yang lebih tua mampu menangani sesi latihan lebih lama, tetapi, bagi mereka juga, sesi pendek banyak dengan umpan balik yang jelas tentang prigress melunasi.
Prinsip ketiga adalah kebutuhan untuk memantau praktek tahap awal karena kinerja yang tidak benar pada tahap ini akan mengganggu belajar. Siswa membutuhkan umpan balik korektif untuk mencegah prosedur yang salah dari menjadi tertanam dalam ingatan mereka. Umpan balik perbaikan segera (yaitu, informasi tentang bagaimana melakukan dengan benar) akan membalikkan kesalahpahaman awal proses instruksional.
2.4 Karakteristik Model Pembelajaran Langsung
Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya sintaks atau tahapan pembelajaran. Di samping harus memperhatikan sintaks, guru yang menggunakan model pembelajaran langsung juga harus memperhatikan variabel-variabel lingkungan lainnya, yaitu fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak netral dari pembelajaran. Fokus akademik diartikan sebagai prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa, selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan. Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika guru memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan pembelajaran, dan meminimalisasikan kegiatan non akademik diantara siswa. Kegiatan pembelajaran diarahkan pencapaian tujuan sehingga guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa. Dengan demikian pembelajaran langsung sangat mengoptimalkan penggunaan waktu. Sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996:349) adalah sebagai berikut:
1.    Orientasi
Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: a) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, b) mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran, c) memberikan penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan, d) menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran, dan e) menginformasikan kerangka pelajaran.
2.    Presentasi
Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: aktif, efektif dan meyenangkan: a) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek, b) pemberian contoh-contoh konsep, c) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas, d) menghindari disgresi, e) menjelaskan hal-hal ulang yang sulit.
3.    Latihan Terstruktur
Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakuakan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah.
4.    Latihan Terbimbing
Pada fase ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengakses kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.



5.    Latihan Mandiri
Pada fase ini siswa melakukan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugaas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.
2.5 Sistem Sosial dan Aplikasi
Sistem Sosial
Sistem sosial sangat terstruktur Prinsip reaksi. Prinsip-prinsip reaksi diatur oleh kebutuhan untuk memberikan pengetahuan hasil, membantu siswa kecepatan sendiri, dan menawarkan penguatan. Sistem pendukung termasuk tugas-tugas belajar diurutkan, kadang-kadang rumit sebagai set dikembangkan oleh tim instruksi individual diresepkan.
Aplikasi
Aplikasi yang paling umum adalah dalam studi informasi dasar dan keterampilan dalam bidang kurikulum inti. Sejumlah program skala besar yang dibangun sekitar intruksi langsung telah diarahkan pada ekonomi miskin, anak-anak mencapai rendah. Dalam evaluasi proyek tindak lanjut, sebuah federal program bahwa kepala diperpanjang mulai ke tingkat sekolah dasar, universitas model instruksi langsung oregon yang diproduksi lebih banyak perbedaan yang signifikan pada kedua tindakan kognitif dan afektif dari salah satu dari delapan program utama lainnya (Becker, 1977). Keseluruhan siswa dalam program ini berubah dari jauh di bawah 25 percintile nasional dalam membaca, matematika, dan ejaan sebelum memulai program, untuk berada di persentil ke-50 atau di atas di kelas tiga. Program ini menekankan "kecil kelompok, wajah wajah instruksi oleh guru menggunakan hati-hati diurutkan, pelajaran sehari-hari dalam membaca, aritmatika dan bahasa" (Becker, Engelmann, carnine, dan imitasi, 1981). "Sebuah konsep diri yang positif dipandang sebagai dengan mengajar af produk yang baik dan bukan sebagai tujuan yang akan dicapai secara abstrak" (Becker, 1977)
2.6 Kelebihan  dan Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung
      Kelebihan Model Pembelajaran Langsung:
  • Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
  • Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
  • Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
  • Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
  • Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
  • Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
  • Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan antusiasme siswa.
  • Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi. Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan dipermalukan.
  • Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.
  • Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”cara-cara disipliner dalam memandang dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang menyadarkan siswa akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-hari.
  • Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
  • Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
  • Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
  • Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
     Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung:
  • Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
  • Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
  • Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
  • Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
  • Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.
  • Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positif.
  • Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
  • Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa. Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
  • Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.
  • Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
  • Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau salah paham.
  • Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.